Selama
tujuh bulan ke depan, publik di Venesia, Italia, akan dihadapkan dengan
perdebatan mengenai berdirinya sebuah masjid sementara di kawasan pusat bersejarah
kota tersebut.
sebuah bekas gereja Katolik di kawasan
Cannaregio yang merupakan bagian dari lokasi ekshibisi seni dua tahunan, Venice
Bienalle, akan disulap menjadi masjid.
Seperti dilansir The New York Times, dinding gereja akan dihiasi kaligrafi
Arab. Lantainya akan ditutupi sajadah atau karpet yang mengarah ke kiblat,
Makkah. Mosaik salib yang berada di gereja tersebut disembunyikan di balik
mihrab.
Transformasi ini merupakan karya seorang seniman Swiss-Islandia, Christoph
Buchel. Masjid nantinya akan menjadi bagian dari paviliun nasional Islandia
selama ekshibisi Biennale. Masjid merupakan simbol kultural Islam yang terus
tumbuh dalam beberapa tahun terakhir.
Buchel mengaku sempat kesulitan memulai proyeknya tersebut. Ia akhirnya menyewa
sebuah gereja Katolik kecil, Santa Maria della Misericodia, untuk proyek yang
diberinya judul Masjid Pertama di Kota Bersejarah
Venesia.
Venesia merupakan kota bersejarah yang di dalamnya didominasi situs Katolik,
termasuk Gereja St Mark Basilica.
Venesia
menjadi di antara sejumlah kota di Eropa tanpa masjid di dekat pusat bersejarah
mereka kendati pengaruh budaya Islam cukup kental pada sisi arsitektur. Muslim
setempat atau turis banyak memilih shalat di gudang atau pertokoan.
Dalam pertemuan dengan para pemimpin Venesia, polisi dan pejabat Biennale,
Buchel, tak diizinkan membuat perubahan eksterior gereja. Padahal, awalnya ia
berencana membuat kaligrafi Arab Allahu Akbar di depan pintu masuk.
Proyek ini nyaris runtuh pertengahan April saat para pejabat Venice mengirim
surat ke Pusat Seni Islandia yang memperingatkan bahaya ancaman keamanan.
Presiden
Komunitas Islam Venesia yang mewakili Muslim dari 30 negara di Venesia, Mohamed
Amin al-Ahdab, mengaku telah melihat proposal pembuatan masjid sementara
tersebut.
Menurutnya, itu cara sempurna untuk mengomunikasikan keinginan Muslim setempat
untuk berpartisipasi lebih menyeluruh dalam kehidupan di kota tersebut.
Selama
ini, pusat Islam yang berfungsi sebagai masjid berada di Maghera, sebuah kota
tempat banyak Muslim tinggal. Ahdab mengatakan, telah menjadi impian semua
Muslim untuk memiliki masjid di pusat bersejarah Venesia.
"Banyak Muslim yang bepergian untuk bekerja, mereka tak memiliki tempat
yang baik untuk berdoa. Ada puluhan ribu turis Muslim datang ke Venesia setiap
bulan, mereka bertanya mengapa tak ada masjid di mana Anda melihat sejarah
Islam di depan amta Anda," katanya.
Padahal, di sepanjang Kanal Besar di Venesia pada abad ke-17 dan 18, terdapat
permukiman penduduk era Turki Usmani. Venesia juga diyakini sebagai tempat
pertama yang mencetak Alquran dengan mesin.
seorang pekerja memasang lampu gantung masjid sedangkan pelukis menambahkan
sentuhan akhir marmer feux ke mihrab. Seorang imam setempat, Hamad Mahamed,
tiba Rabu sore, memimpin shalat bagi sebagian kecil Muslim yang berada di sana
untuk membantu.
"Sangat penting bagi kami
melakukan hal ini untuk menunjukkan bagaimana orang Islam dan tak seperti yang
digambarkan media," kata Mahamed.
No comments:
Post a Comment