Monday, December 8, 2014

Ke Yangon Melihat Pagoda


http://www.hasanahqaromah.com/


Jika kalian hobi traveling, tidak ada ruginya mencoba berkunjung ke Yangon yang dahulunya adalah ibu kota Myanmar. Myanmar merupakan negara tetangga Thailand yang lebih dahulu terkenal sebagai tempat tujuan wisata. Traveling ke kota Yangon seperti menegaskan julukan untuk kota ini yaitu ”Negeri Seribu Pagoda”.

Pagoda Shwedagon merupakan obyek wisata paling terkenal di Yangon. Pagoda ini terletak di pusat kota, dikenal juga dengan nama Pagoda Emas. Selain memiliki stupa yang tingginya 99,36 meter, pagoda ini kabarnya berlapis emas. Tidak hanya itu, di puncak pagoda ini terdapat 500 kilogram emas, berlian, dan batu permata sejumlah 83.850 dengan total 1.800 karat. Menakjubkan bukan?

Puas mengagumi kebesaran dan kemegahan Pagoda Shwedagon, kalian yang ingin mencari oleh-oleh atau cendera mata dari Myanmar bisa meluncur ke Bogyoke Aung San Market yang letaknya tidak jauh. Pasar ini dahulunya bernama Scott Market dan pada tahun 1948 diubah menjadi Bogyoke Aung San Market. Pasar ini merupakan tempat wajib untuk dikunjungi pelancong dari luar Yanggon.

Bogyoke Aung San Market yang berdiri di lahan sekitar 2 hektar ini menawarkan berbagai macam barang seperti kain tradisional Myanmar yang disebut ”longyi” (diucap longji), kerajinan tangan khas, perhiasan dan batu permata, seperti batu giok, safir, dan ruby.

Karena kerap jadi tujuan wisatawan, penjual cukup lancar berbahasa Inggris untuk tawar-menawar. Kegembiraan pasar yang wajib dicoba. Harga di tempat ini cukup terjangkau.

Jika ingin berbelanja ke tempat ini, usahakan datang mulai pagi pukul 09.00 hingga pukul 17.00. Namun, jangan datang ke tempat ini pada hari Senin karena tutup. Tidak ada satu toko pun yang menjajakan barang jualan mereka meskipun calon pembeli ada.

Myanmar khususnya Yangon yang kental dengan nilai-nilai Buddha layak dikunjungi. Suasana kota yang tidak jauh bebeda dengna kota-kota di Indonesia membuat pelancong dari Indonesia mudah beradaptasi. Warga kota Yangon cukup heterogen dan ramah terhadap pendatang atau pelancong.

Penggunaan bahasa Inggris meskipun tidak umum, tetapi cukup dipahami untuk kata-kata dasar. Tentu saja, bahasa tubuh menjadi sarana komunikasi paling universal untuk warga Yangon yang murah hati membantu. Mingalarbar Myanmar!

No comments:

Post a Comment