Apabila dibandingkan dengan
Rabi'ah al-Adawiyah, seorang tokoh sufi wanita yang terkenal dengan ajaran mahabbah (cinta) kepada Allah SWT, maka Rumi
dalam menuangkan gagasan-gagasan mistisnya lebih bersifat rasional, filosofis,
argumentatif, khususnya tentang konsep mahabbah (cinta Ilahi).
Dalam buku Senandung Cinta Jalaluddin Rumi dipaparkan, konsep cinta yang dibawa
Rumi tampaknya beda dengan konsep cinta yang dibawa Rabi'ah Adawiyah, yaitu
dalam tahap pencapaiannya. Rabiah membawa konsep cinta murni yang tidak
berputar-putar.
Namun Rumi mendasarkan cintanya pada proses
panjang, melihat alam sebagai perwujudan dari cinta itu sendiri. Bila Rabi'ah
terkenal dengan sebutan Perintis Cinta Ilahi, Rumi
harum namanya dengan julukanPenyair
Cinta Ilahi yang
paling menonjol dalam khazanah Sufi Persia.
Cinta adalah tujuan akhir dari perjalanan
spiritual untuk mendekatkan ridha dan karunia Ilahi. Menurut laman Onislam.net cinta bagi Rumi tidak hanya dimiliki
manusia, tetapi juga pada alam. Cinta alam pada Tuhan yang disebut Cinta
Semesta (universal love).
Cinta semesta tumbuh ketika Tuhan sebagai wujud,
menampakkan kecantikan-Nya kepada alam, yang pada saat itu masih berupa
realitas potensial (adam).
Ia mengatakan, "Telah kau pamerkan keindahan wujud pada 'adam, Engkau
telah menjadi sebab ia jadikan cinta kepada-Mu
No comments:
Post a Comment