Kota Kinabalu, ibukota
negara bagian Sabah di Borneo, Malaysia Timur, mungkin kalah terkenal dibanding
Kuala Lumpur atau Penang. Tapi Kinabalu juga punya beberapa tempat yang asyik
dikunjungi wisatawan untuk foto-foto.
Menghadap Laut Tiongkok Selatan, Kota Kinabalu
yang punya luas 351 km persegi dihuni 500 ribu penduduk. Walau bahasa Melayu
jadi bahasa resmi, namun bahasa Inggris digunakan secara luas. Mampu bicara
bahasa Mandarin akan jadi suatu kelebihan mengingat masyarakat keturunan
Tionghoa juga banyak di kota ini, hampir 50 persen.
Saat detikTravel atas undangan AirAsia Indonesia
bersama Sabah Tourism Board, berkunjung pekan lalu, Sabah sedang musim panas.
"Kami menerima hujan kadang hanya 10 menit dalam sebulan. Pada musim panas
banyak terjadi kebakaran hutan," ujar Bobby Wes Lee, pemandu kami.
Kinabalu memiliki sejumlah landmark dan tempat
asyik untuk diabadikan dalam kamera. Berikut sejumlah profilnya:
1. Masjid Negeri Sabah
Bangunan tetenger (landmark) di
Kinabalu yang paling utama adalah Masjid Negeri Sabah atau Sabah State Mosque.
Masjid ini ada di daerah Sembulan.
Ciri khas masjid ini adalah kubah besar berwarna emas yang dikelilingi 16 kubah
kecil, juga berwarna emas. Mungkin, inilah Masjid Kubah Emas ala Depok versi
Kinabalu.
Masjid yang dibangun pada 1977 itu dibagi jadi dua lantai. Yakni lantai bawah
untuk laki-laki dan lantai atas untuk perempuan.
2. Masjid Bandar Raya Kota
Kinabalu
Landmark lain adalah Masjid
Bandar Raya Kota Kinabalu atau Kota Kinabalu City Mosque. Masjid ini berada di
tepi Teluk Likas, didirikan pada 1997.
Masjid yang desainnya terinspirasi Masjid Nabawi di Madinah ini punya ciri khas
berdiri di atas danau buatan. Oleh karena itu masjid ini mendapat julukan
Masjid Apung (Floating Mosque).
Yang terbilang unik adalah Masjid Bandar Kota Kinabalu karena merupakan alih
fungsi gereja Seventh-day Adventist (SDA – Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh).
Kubah yang ada di pucuk menara menggantikan lonceng.
Suara akustik lonceng pun berganti jeritan loud speaker. Satu-satunya yang tak
dapat dihilangkan adalah tulisan SDA di dinding menara.
3. Tun Mustapha Tower
Di dekat Teluk Likas, berdiri
gedung unik yang pernah jadi gedung tertinggi di Sabah, yakni Tun Mustapha
Tower, diresmikan pada 1977. Namanya diambil dari nama bapak kemerdekaan asal
Sabah, Tun Datu Mustafa.
Gedung setinggi 122 meter itu terdiri dari 30 lantai. Lantai 18-nya, ditempati
restoran, dapat berputar 360 derajat dengan pemandangan ke Teluk Likas.
Ciri khas Tun Mustafa Tower adalah bentuknya silinder, dari jauh seperti
baterai raksasa. Strukturnya menggantung dengan hanya satu tiang, sehingga
pendukung utama bukan dari bawah, melainkan dari atas bangunan.
4. Pasar Malam Sinsuran
Pasar malam khusus makanan dan
bahan mentah ada di Pasar Malam Sinsuran, lokasinya di samping Handicraft
Market, hanya saja menjorok jauh hingga ke tepi laut. Dari buah yang diatur
seonggok-seonggok seharga RM 1, ikan, sayur, jagung dan kacang rebus, mi
goreng, hingga kue tradisional yang dimasak di tempat, menjadikan tempat ini
meriah dengan berbagai suara.
Dari suara sutil beradu dengan wajan di los donat kampung dan martabak (ada
pedagang yang menuliskan 'murtabak'), los ikan goreng, hingga dominasi suara
penjaja yang merayu calon pembeli untuk singgah. Semua berhias asap,
samar-samar hingga pekat, dari penjual ikan bakar dan ayam bakar.
Datanglah sebelum matahari
terbenam. Setelah berputar-putar sebentar sambil ngemil jagung atau kacang
rebus (seharga RM1 per buah atau per takar), singgahlah ke los yang menjual jus
dan es campur dan cari bangku yang menghadap barat. Maka sambil menghabiskan
jagung dan menyeruput jus mangga Sabah yang aduhai wanginya, Anda akan disuguhi
pemandangan asyik.
Ada matahari jingga perlahan-lahan turun di barat,
berseling siluet ibu-ibu penjual martabak yang bolak-balik dari kompor ke
lemari pajang ke penjual dengan latar suara, "Singgah dulu, Kak. Semua
ada." Sunset yang anti-mainstream deh.