Melaka adalah kota kaya sejarah sekitar dua jam perjalanan dengan
bus dari Bandara Internasional Kuala Lumpur, ke arah selatan. Bersama dengan
Penang, dulunya Melaka menjadi tempat persinggahan pedagang. Hasilnya, kota ini
menjadi lokasi strategis yang diperebutkan negara-negara Eropa. Beberapa gedung
peninggalan Belanda (gedung-gedung di kompleks Stadhuys) dan Portugis (Benteng
Famosa) menjadi bukti jelas pengaruh kolonialisme. Di sisi lain Sungai Melaka,
kita lihat pula kota tua Cina dengan rumah-rumah toko Cina Selat yang khas dan
jalan-jalan serta gang-gang kecil. Di antaranya pula, ada kuil, masjid, dan
wihara, menyiratkan perpaduan budaya dan agama yang kental dulu di sini.
Sekarang,
pusat kota Melaka yang bersejarah itu dikonservasi dan dijadikan atraksi bagi
pejalan. Salah satu jalan utama di kota tua, yakni Jalan Hang Jebat, juga
dijadikan atraksi kuliner setiap akhir pekan, antara lain pada malam Sabtu,
malam Minggu dan malam Senin. Jalan ini ditutup untuk kendaraan bermotor mulai
jam enam sore hingga 10 malam. Dengan cepat pun jalan ini dipenuhi kios, meja,
kursi dan gerobak makanan "dadakan".Puluhan penjaja makanan dan
pernak-pernik lucu pun menghiasi senja.
Jalan
ini lebih dikenal dengan nama lamanya, Jonker Street. Siang hari, kesibukan
toko-toko di sekitarnya menarik perhatian para pengunjung. Malam hari, seolah
ada kehidupan baru dari pedagang-pedagang spontan ini.njaja makanan dan
pernak-pernik lucu pun menghiasi senja.
Kosongkan
perut ketika datang ke sini. Mulai dari salah satu ujungnya, lalu nikmatilah
berbagai sajian kuliner mulai dari makanan pembuka, hidangan utama hingga
hidangan penutup. Tentu saja, ini adalah kiasan semata — karena tidak ada yang
akan menghidangkan Anda langsung. Andalah yang memilihnya dan nikmatilah di
jalan sambil berdiri atau duduk (jika tersedia!).
Hidangan
pembuka yang bisa dinikmati antara lain carrot cake, telur dadar kerang (oyster
omelette), cumi bakar disate, dan beraneka dim sum. Jangan salah
artikan carrot cake sebagai kue manis berbahan dasar wortel. Lebih tepatnya, ia
disebut chai
tow kway. Bahan dasarnya lobak, dicampur tepung beras lalu digoreng
dengan saus, bumbu dan garnis. Perhatikan cara masaknya yang serba cepat dan
menggunakan wajan datar. Menarik! Setelah itu, carilah penjual telur dadar isi
kerang. Bahan dasarnya hanya telur dan kerang, ditambah kecap asin, dan daun
bawang. Dimakan dengan kucuran jeruk nipis. Bukanlah opsi tersehat, tetapi
tetap enak.
Jika
Anda ingin yang lebih ringan, Anda juga bisa mencoba aneka dim sum jalanan yang
juga tak kalah nikmat dan tetap bersahabat di kantong. Kalau tertarik, Anda
bisa mencoba sate cumi bakar yang langsung dibakar di pinggir jalan. Hm!
Hidangan
utama yang bisa dinikmati antara lain chicken rice ball dan nyonya assam laksa. Nasi ayam
"bola" ini uniknya ada di nasinya yang dikepal menjadi bola-bola
seukuran bola golf. Alkisah, dulu penjual nasi ayam ingin menjual nasi ayamnya
ke buruh-buruh angkutan dan kelasi kapal yang tidak punya waktu untuk makan
nasi dengan piring. Akhirnya, supaya praktis, dibuatlah nasi kepal bola-bola
ini. Assam laksa adalah salah satu makanan khas yang terdiri dari kuah kaldu
ikan, mi beras, daun ketumbar, kecombrang, dan asam jawa, serta ditaburi
potongan ikan.
Hidangan penutup yang bisa dinikmati antara lain es cendol durian,
coconut shake,
kue tart nanas dan durian puff. Sesuai namanya, es cendol durian adalah es
bersantan yang berisi cendol (di Indonesia disebut dawet), gula merah, ditambah
potongan durian asli. Kue tart nanas sebenarnya adalah versi besar dari kue
nastar yang kita tahu di Indonesia, tetapi nanasnya bisa lebih segar. Durian
puff adalah hidangan penutup istimewa lain yang bisa dicoba — gulungan puff
yang diisi esensi durian atau malah durian segar.
Bagi Anda yang suka nongkrong sampai larut lewat jam 10 malam,
jangan khawatir, ketika Anda sudah selesai di Jonker Street, bisa mampir di
beberapa kafe di sekitarnya yang buka sampai tengah malam.
No comments:
Post a Comment