Thursday, July 9, 2015

Ismaili Centre Lisbon, Paduan Keindahan Arsitektur Tiga Budaya



Lebih dari tiga dekade terakhir perhatian dunia Barat terus tertuju pada dunia Islam. Salah satu penyebabnya adalah perkembangan pesat komunitas Muslim di berbagai negara Eropa, tidak terkecuali salah satu negara di bagian barat semenanjung Iberia, Portugal.

Untuk mendukung komunitas Islam di Portugal yang terus tumbuh sejak tahun 1970, sebuah bangunan menjadi tempat berkumpul komunitas muslim dari berbagai latar belakang budaya di ibukota Portugal Lisbon atau Lisboa.

Setelah berjalan lebih dari satu dekade, pada 1986 berkat bantuan beberapa negara Islam, pusat berkumpul komunitas muslim tersebut akhirnya dikembangkan secara permanen.

Sebuah lokasi yang mudah diakses, Palma de Baxio menjadi pilihan dan terletak di dekat universitas terkemuka dan Rumah Sakit utama di kota Lisbon. Bangunan ini pun diberinama Ismaili Centre Lisbon, dan menjadi bagian dari jaringan pusat studi Islam Ismaili Centre yang telah berdiri di beberapa negara Eropa lain seperti di London, Toronto, dan Vancouver.

Lebih dari tiga dekade Ismaili Centre  Lisbon telah berkontribusi terhadap pembangunan sosial, budaya dan ekonomi bagi Portugal. Pengenalan Islam kembali dilakukan dari bangunan ini, termasuk kekayaan khazanah arsitektur peradaban Islam yang tercermin dari struktur bangunan baru Ismaili Centre Lisbon.


Pada Desember 1996, Presiden Portugal saat itu, Jorge Sampaio meletakkan batu pertama pengembangan bangunan ini menjadi bagian dari Yayasan Ismaili dihadapan pimpinan pusat Ismaili Centre, Mawlana Hazar Imam dan Wali Kota Lisbon saat itu Joao Soares.

Arsitektur bangunan ini dipercayakan kepada Raj Rewal dan India dan Frederico Valsassina dari Lisbon. Pada 11 Juli 1998, Ismaili Centre Lisbon resmi dibuka oleh Presiden Sampaio dan menjadi salah satu pusat aktivitas muslim terbesar di Portugal.


Hingga kini, Ismaili Centre telah berkontribusi penting dalam dialog permanen ide, gagasan antar budaya dan agama di Portugal, termasuk di dalamnya memberi sumbangan besar bagi perkembangan Islam di Lisbon dan kota-kota sekitar di Portugal. 

Untuk arsitektur Ismaili Centre Lisbon menggabungkan keragaman arsitektur Islam dengan gaya arsitektur kontemporer. Raj Rewal dan Frederico Valsassina memilih sejarah Islam yang kental dalam perkembangan semenanjung Iberia di abad pertengahan.


Gaya arsitektur memanfaatkan pendekatan desain tradisional dari taman persegi Istana Hambra, struktur bata granit hingga panel mashrabiya dengan konstruksi baja saat ini. Secara keseluruhan, gaya arsitektur Islam yang muncul dari struktur bangunan Ismaili Centre Lisbon ini mendapatkan pengaruh dari gaya Moor.

Gaya bangunan Moor masih tertanam kuat dalam budaya Portugal hingga abad pertengahan. Hal ini terlihat jelas dari struktur bangunan yang mengisi bagian kompleks yang terdiri dari struktur bata, taman geometris, susunan keramik hingga bentuk persegi dan langit-langit kubah.

Secara keseluruhan, luas lahan Ismaili Centre Lisbon seluas 1,8 hektare. Hanya 5.500 meter persegi yang digunakan sebagai bangunan sedangkan sisanya, 12.500 meter persegi sebagai taman dan ruang terbuka hijau.

Inspirasi Ismaili Centre Lisbon ditemukan dari gabungan Moor Alhambra, Mughal Fatehpur Sikri di Agra dan the Monastery of Jeronimos yang menjadi ikon kota Lisbon. Bagi Raj Rewal, Ismaili Centre Lisbon tidak sekedar bangunan berfungsi ibadah, struktur bangunan ini telah menjadi warisan arsitektur Islam baru di Lisbon.

Ruang publik pada bangunan ini didesain seperti Jamatkhana atau ruang pertemuan, fasilitas sosial dan masyarakat yang dikelompokkan terpisah di halaman lantai dasar.
Dari seluruh bangunan Ismaili Centre Lisabon terdapat 12 bagian ruang sesuai peruntukannya. Pertama adalah ruang depan yang dihias dengan 99 nama Asmaul Husna disepanjang dua dinding lorong.

Kemudian, bagian Char Bagh yang merupakan elemen taman dan kebun dalam Istana peradaban Islam, seperti Istana Al Hambra di Andalusia. Ruang Pameran galeri yang memajang berbagai seni dekorasi, arkeologi, kerajinan dari peradaban Islam.
Ruang khusus Aga Khan Development Network terdapat di lantai satu yang dioperasikan bagi fungsi sosial, seperti pendidikan dan  kesehatan.

Ruang shalat dan Jamatkhana menjadi tempat kajian Islam. Ruang ini dapat menampung lebih dari 2.000 jamaah, dengan ketinggian langit-langit lebih dari 10 meter. Pada bagian luar di atas ruangan ini terdapat 35 kubah yang tersusun sejajar yang dilapisi dengan batu granit.


Di sebelahnya terdapat ruang khusus bagi Dewan Muslim setempat dan ruang pertemuan yang juga diapit tujuh ruang kelas, perpustakaan dan ruang khusus kantor manajemen Ismaili Centre Lisbon. Terdapat pula bagian Amphitheater khusus digunakan bagi seminar yang mampu menampung 200 orang. 

Di luar ruangan terdapat enam halaman terbuka dan ruang taman dengan air mancur, air dan tanaman hias. Dan sebuah ruangan sosial pameran yang menjadi pusat kegiatan dari masyarakat.


Ismaili Centre Lisbon juga memiliki ruang mushala kecil khusus untuk menampung 250 jamaah bila tidak mampu menampung jamaah di ruang shalat utama, di halaman luar terdapat lokasi parkir dan garasi yang mampu menampung lebih dari 100 mobil pengunjung di kawasan ini.

Frederico Valsassina menilai, Ismaili Center Lisbon ini sengaja dirancang sebagai tempat pertemuan yang menggabungkan semua kehidupan sosial umat Islam. Tantangan terbesar bagi dia adalah mengintegrasikan seluruh kehidupan komunitas muslim, baik dari sisi ibadah keagamaan, sosial, budaya dan pendidikan dalam Ismaili Centre di Portugal.


Namun, ia cukup bangga dengan capaian tersebut, karena ini adalah karya arsitektur yang megah hasil asimilasi yang begitu menakjubkan dalam satu area yang luas.





No comments:

Post a Comment