Kota
Kairo, Mesir dikenal sebagai salah satu kota tua, kaya akan sejarah
dunia dan menyimpan berbagai situs serta artefak dari berbagai
peradaban dunia. Kota ini tercatat memiliki sejarah panjang kejayaan
era Mesir kuno, Romawi hingga era para sahabat Nabi dan berbagai
dinasti Islam.
Di
abad pertengahan, kota ini mencapai kejayaannya, karena pengaruh
besar dua dinasti Islam yang berperan penting di Mesir saat itu, di
antaranya Dinasti Fatimiyah dan Utsmaniyah.
Dua
dinasti ini memiliki andil besar menjadikan Mesir dan Kairo sebagai
pusat peradaban Islam penting di kawasan maghribi saat itu. Dinasti
Fatimiyah di Mesir dikenal sebagai pendiri resmi ibukota baru, Kairo
atau Al Qahira pada 8 Agustus 969.
Sedangkan
Dinasti Utsmaniyah mengambil alih Mesir dari Kekhalifahan Bani
Abbasiyah pada 1517. Peninggalan dua dinasti besar Islam tersebut
kini dapat dilihat pada jejak pemukiman di setiap sudut kota tua di
Kairo.
Salah
satu yang masih bisa dilihat adalah Bayt Al-Suhaymi, model rumah dari
gaya arsitektur Islam abad pertengahan. Kekhasannya berasal dari
percampuran gaya arsitektur era Dinasti Fatimiyah hingga Utsmaniyah.
Bayt
Al-Suhaymi yang menjadi situs cagar budaya nasional Mesir memiliki
gaya arsitektur khas pemukiman masyarakat Islam dari abad
pertengahan. Bangunan ini kini dipelihara dan masih dipertahankan
oleh pemerintah Kairo sebagai cagar budaya nasional.
Bayt
Al-Suhaymi merupakan rumah bangsawan era dinasti Islam abad
pertengahan mirip paviliun saat ini, rumah ini dibangun pada 1648
oleh Abdul Wahab Al Tablawy. Bayt Al-Suhaymi kemudian dibeli oleh
sosok terkemuka dan bangsawan saat itu, Sheikh Ahmed As Suhaymi pada
1796 sebagai tempat tinggal keluarganya hingga beberapa generasi
selanjutnya. As
Suhaymi kemudian memperluas rumah ini dengan menggabungkan beberapa
bagian rumah lain dalam satu area.
Dari
As Suhaymi inilah nama rumah ini diabadikan sebagai bangunan cagar
budaya. Komplek rumah ini berada di salah satu sudut Al Muizz Street
(Shariʻa al-Muizz li-Deen Illah), kawasan jalan tertua di kota
Kairo.
Bayt
El Suhaymi adalah bangunan pertama di sisi kiri Darb El Asafar,
lorong sempit di kawasan yang di bangun era Fatimiyah. Di kawasan
ini, Bayt Al-Suhaymi berdiri bersama bangunan bersejarah lain,
diantaranya Bab al Futuh, Masjid Al Hakim, Masjid Al Aqmar, Masjid al
Azhar dan Komplek Qalawun.
Bayt
Al-Suhaymi memiliki posisi penting, karena di rumah inilah hampir
semua model arsitektur Islam abad pertengahan berkumpul. Struktur
utama bangunan terbuat dari bata dan marmer yang dibuat sebaik
mungkin untuk beradaptasi pada lingkungan kering dan panas di Mesir.
Gaya
khas seperti area taman hijau di tengah rumah, langit-langit yang
tinggi dengan lobang angin terhubung, dan balkon dengan struktur
penutup berkisi mashrabiya. Semua itu membuat sirkulasi udara
berjalan baik serta berperan sebagai pendingin udara alami.
Bayt
El Suhaymi dibangun di atas lahan seluas 2.100 meter persegi dan
terdiri dari ruang kamar, koridor dan aula yang keseluruhannya
berjumlah sebesar 115 ruang.
Memasuki
area dalam Bayt Al-Suhaymi pengunjung akan menemui Sahn atau ruang
persegi yang terbuka di tengah bagian rumah, berupa halaman luas dan
taman layaknya gaya istana Alhambra. Pengungjung pun dapat melihat
struktur mashrabiya bersusun apik di setiap jendela dan balkon atas
rumah.
Di
antara bagian-bagian ruangan yang memisahkan bagi masyarakat umum
(salamik) dan khusus keluarga dan perempuan (haramlik). Model
bangunan ini meniru gaya Ottoman. Di area Salamik seperti halaman
persegi, ruang tamu umum dan kamar bagi tamu.
Sedangkan
area Haramlik mencakup aula keluarga, kamar anggota keluarga terutama
perempuan, hammam atau kamar mandi dan dapur. Kamar bagi anggota
keluarga perempuan seluruhnya menggunakan mashrabiya untuk menjaga
pandangan langsung tamu atau orang luar.
Ruang
tamu umum berada di lantai satu dengan dekoratif kaca patri dan
struktur mashrabiya. Di ruang ini tamu dijamu secara duduk lesehan
dengan bantal duduk yang memberi kesan kehangatan pemilik rumah. Ke
area lantai dua rumah dapat ditemukan banyak kamar dengan balkon yang
juga ditutup dengan kisi mashrabiya. Sebagian besar balkon ini
menghadap ke area taman di tengah rumah.
Di
lantai dua ini juga terdapat beberapa ruang aula keluarga yang
berfungsi sebagai ruang makan dan pertemuan tanpa menggunakan kursi,
hanya meja di tengah dan sofa bantal duduk lesehan. Ruang aula ini
dipenuhi dekorasi ukiran kayu khas masyarakat Arab dan susunan
keramik yang menghiasi dindingnya.
Bagian
hammam atau kamar mandi merupakan area yang tidak kalah penting dari
Bayt Al-Suhaymi. Area kamar mandi dibagi menjadi tiga bagian, khusus
untuk air dingin, bagian pijat dan khusus untuk air panas serta ruang
uap.
Di
area ini dekorasi kamar mandi potongan kaca patri berwarna yang
menghiasi langit-langit masuknya cahaya matahari. Di bagian terakhir
lantai dua terdapat area kamar tidur pemilik rumah yang penuh
dekorasi kayu dan susunan keramik indah.
Struktur
langit langit setiap ruang kamar dirancang dengan Persia, yang
menjulang dengan dekorasi pahatan indah pada langit-langitnya, serta
gantungan lentera dan menara lampu. Di lantai tiga terdapat ruang
kamar lainnya yang juga sebagian besar memiliki balkon dengan kisi
mashrabiya.
Bayt Al-Suhaymi sebelumnya mengalami kerusakan
parah karena kurang terawat. Setelah hampir 350 tahun, struktur asli
sangat membutuhkan perbaikan menyeluruh untuk mengembalikan tampilan
awal bangunan ini.
Ketika
itu beberapa area dan ruangan tidak bisa digunakan dan hancur hampir
di sebagian besar bagian rumah. Rumah itu dalam kondisi buruk, namun
karena upaya pemerintah Mesir, pada 1997 bekerjasama dengan Lembaga
Donor untuk Pembangunan Negara Arab bangungan ini direnovasi dan
direkonstruksi secara besar-besaran.
Renovasi
meliputi perbaikan plester semen, perbaikan eksterior dan kubah serta
pemasangan kembali struktur kayu, interior dan mashrabiya. Perbaikan
secara bsar-besaran ini memakan waktu kurang lebih dua tahun dan
dilakukan bersama tiga rumah lainnya.
Sama
seperti Bayt Al-Suhaymi, ketiga rumah lainnya dipertahankan sebagai
bangunan cagar budaya, mengabadikan arsitektur Islam abad
pertengahan. Ketiga rumah tersebut Bayt Moustafa Gafar didirikan pada
1713, Bayt El Kharazaty didirikan pada 1881 dan Sabil Kutab Kitas
dirikan pada 1630.
No comments:
Post a Comment