Wednesday, July 29, 2015

Tradisi Idul Fitri di Afrika



Setelah sebulan berpuasa, Idul Fitri menjadi perayaan umat Muslim dunia termasuk di Afrika. Idul Fitri juga dirayakan dengan meriah di berbagai negara Afrika. Kira-kira seperti apa ya perayaannya?

Di Afrika, Islam berkembang baik di Afrika Barat, Afrika Timur dan Afrika Utara. Sama seperti tempat lain, saat Lebaran, umat Muslim di Afrika beribadah ke masjid untuk melaksanakan salat Ied. Setelah itu, jamaah akan berkeliling untuk meminta maaf.

Masih mirip dengan tradisi yang ada di Indonesia dan kebanyakan tempat lain adalah mengenakan pakaian baru. Bedanya, yang mengenakan pakaian baru saat Idul Fitri di Afrika adalah kebanyakan anak-anak, bukan orang dewasa.

Dihimpun detikTravel dari berbagai sumber, ada menu khas yang pasti dimiliki oleh Muslim di Afrika saat Lebaran. Jika di Indonesia wajib ada ketupat, di sana wajib ada vermicelli yang mirip dengan bihun.

Seperti kebanyakan rumah, saat Lebaran biasanya disajikan kue atau makanan manis di ruang tamu untuk siapa saja yang datang berkunjung. Banyak rumah yang menyajikan makanan manis. Beberapa di antaranya membawa makanan manis sebagai buah tangan untuk berkunjung ke rumah sanak saudara.

Yang paling penting adalah bermaaf-maafan dan menghapus dengki serta dendam ke orang lain. Tradisi di Afrika, mereka biasanya membawa hadiah sekaligus meminta maaf agar mereka lebih mudah memaafkan. Seringnya, ini malah menjadi wadah bertukar hadiah. Tradisi yang agak mirip dengan yang terjadi di India.

Di beberapa negara yang Muslimnya minoritas, diadakan pesta untuk mengumpulkan para umat Muslim. Biasanya, pesta ini digelar oleh pemerintah setempat dan bisa didatangi oleh seluruh umat Muslim yang tinggal di sana. Bahkan, warga non Muslim pun bisa datang dan menikmati pesta Idul Fitri bersama. Harmonis!

Seker Bayrami, Festival Idul Fitri di Turki



Festival unik saat Idul Fitri juga dimiliki oleh Turki. Negara yang terletak di antara benua Eropa dan Asia itu punya Seker Bayrami, festival gula yang serba manis dan telah berlangsung secara turun temurun di Turki.

Jika umat Islam di Indonesia identik dengan hidangan opor dan ketupat ketika lebaran, maka lain halnya yang bisa traveler temui di Turki. Lebaran di Turki berarti saatnya menyicipi yang manis-manis seperti permen, coklat, roti manis dan masih banyak yang lain.



Festival Seker Bayrami merupakan perayaan Idul Fitri yang telah menjadi tradisi sejak abad ke-18 silam. Bayram dalam bahasa Turki berarti perayaan hari libur secara nasional, sementara Seker berarti manisan.

Sesuai tradisi, dalam Seker Bayrami ada acara silaturahmi antar anggota keluarga. Orang yang lebih muda mendatangi anggota keluarga yang lebih tua untuk bermaaf-maafan. Kemudian pihak keluarga yang tua, menaruh beberapa lembar uang kertas ke dalam kain sapu tangan untuk anak-anak yang lebih kecil. Kurang lebih sama dengan apa yang ada di Indonesia.

Kemudian, para tamu atau kerabat yang datang akan disuguhi oleh beragam permen, coklat dan aneka panganan manis lainnya untuk diicipi. Hal ini dilakukan sebagai bentuk keramahan dan penghormatan tuan rumah kepada para tamu. Siap-siap saja berat badan akan bertambah gara-gara makan yang serba manis.

Tradisi ini juga diramaikan oleh anak-anak kecil yang menggemaskan. Biasanya mereka akan datang bergerombol mengetuk pintu untuk bersilaturahim keliling ke rumah-rumah penduduk. Dengan harapan akan dibukakan pintu lalu disambut dengan kata 'Iyi Bayramlar'.

Lalu sang tuan rumah akan memberikan sejumput permen dan manisan ke tangan mereka yang sedang menengadah. Anak-anak itu pun sudah bersiap dengan membawa tas besar untuk menampung permen hasil berkeliling. Sungguh seru sekali melihatnya!

Traveler yang kebetulan liburan ke Turki saat Idul Fitri siap-siap saja mengikuti festival ini. Jika ditawari untuk menyicipi permen, jangan sekalipun menolak pemberian sang tuan rumah. Anda wajib hukumnya menyantap hidangan dan permen-permen yang manis ini untuk mewujudkan rasa terima kasih dan hormat kepada mereka. 

Situs Ini Bikin Daftar Objek Wisata yang Ramah Tongsis



Selfie dengan tongsis sudah menjadi aktivitas umum bagi sebagian traveler. Terlepas dari pro kontra penggunaan tongsis, ada sebuah situs yang memuat daftar objek wisata dimana turis bebas memakai tongsis.

Kebutuhan berfoto selfie dengan tongsis agaknya memicu perdebatan, khususnya apabila digunakan di tempat wisata. Menjawab kegelisahan tersebut, penyedia tiket online asal Ingrris yang bernama Attraction Tix, membuat situs bernama 'Can I Bring My Selfie Stick' yang menjelaskan lokasi boleh dan tidaknya penggunaan tongsis.

Dilansir detikTravel dari situs resmi Can I Bring My Selfie Stick,  traveler dapat mencari informasi akan tempat wisata yang melarang maupun membiarkan penggunaan tongsis. Situs ini bisa jadi sangat berguna bagi traveler pecinta selfie dan tongsis!

Caranya pun mudah dan sederhana. Saat masuk ke laman utama, traveler akan diminta untuk mengisi nama kota, negara, hingga destinasi yang ingin dikunjungi. Usai memasukkan keterangan, situsnya akan otomatis memilihkan berbagai lokasi wisata yang ada di tempat tujuan.

Misalnya jika Anda mengetik kata kunci Paris, maka akan muncul destinasi seperti Museum louvre, Menara Eiffel, Disneyland Paris. Di setiap destinasi wisata akan tertulis yes dan no, mengindikasikan boleh tidaknya penggunaan tongsis di tempat wisata tersebut.

Jadi sebelum membawa tongsis ke sebuah destinasi wisata, traveler bisa mengeceknya boleh tidaknya di situs 'Can I Bring My Selfie Stick.' Berfoto selfie dengan tongsis pun jadi lebih nyaman dan tentunya aman

5 Tips Maksimal Naik Objek Wisata London Eye



London Eye di London, Inggris menjadi salah satu objek wisata incaran turis. Tak mengherankan kalau bianglala ini selalu ramai wisatawan. Jika liburan ke London dan ingin naik London Eye, simak dulu tips berikut ini.

London Eye merupakan bianglala setinggi 135 meter di tepi Sungai Thames,London, Inggris. Sejak pertama kali dibuka pada tahun 2000, bianglala ini segera menjadi ikon London dan banyak turis yang tertarik menaikinya. detikTravel pun pernah berkunjung ke sana.

Saat naik London Eye, detikTravel bisa melihat indahnya London dari ketinggian. Supaya bisa lebih puas naik wahana ini, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Berikut 5 cara agar lebih maksimal menikmati London Eye:

1. Booking tiket online

London Eye tampaknya telah menjadi salah satu des tinasi wajib ketika ke London. Hampir setiap hari, apalagi saat liburan musim panas, banyak wisatawan yang berdatangan kemari. Untuk menghindari antrean yang panjang, sebaiknya Anda memesan tiket online melalui situs resmi London Eye.

Selain bisa menghindari antrean panjang, dengan pesan tiket online biasanya harganya jadi lebih murah. Ada diskon hingga sekitar 30% jika beli tiket online.


2. Beli tiket kombinasi

Alternatif lain untuk menghindari antrean panjang di London Eye adalah dengan membeli tiket kombinasi. Tiket kombinasi ini maksudnya adalah membeli tiket dengan harga paket beberapa tempat wisata sekaligus. Biasanya tiket LondonEye dikombinasikan dengan Madame Tussauds, London Dungeon, atau SeaLifeLondon Aquarium.

Misalnya Anda akan mengunjungi Madame Tussauds, langsung saja beli tiket kombinasi. Jadi ketika pergi ke London Eye, Anda sudah memegang tiket dan bisa langsung menunggu untuk naik.

3. Jangan datang di akhir pekan

Saat datang ke London Eye, ada dua antrean yang harus diikuti. Satu untuk membeli tiket langsung jika belum booking online atau beli tiket kombinasi, satunya lagi untuk naik ke London Eye. Masing-masing antrean bisa memakan waktu yang cukup lama saat akhir pekan.

Oleh karena itu sebaiknya hindari datang ketika akhir pekan. Lamanya waktu antrean biasanya bisa mencapai satu jam. Sayang sekali jika waktu liburan di London hanya dihabiskan untuk mengantre naik satu objek wisata saja.




4. Cek perkiraan cuaca

Menikmati Kota London dari ketinggian menjadi salah satu daya tarik utama naik London Eye. Sayang sekali jika setibanya di atas malah tidak bisa melihat London dengan leluasa karena cuaca buruk. Oleh karena itu sebelum pesan tiket sebaiknya cek dulu perkiraan cuaca di hari yang Anda pilih.

5. Siapkan kamera

Sebagai traveler dari Indonesia yang jauh-jauh liburan ke London, naik London Eye bisa menjadi pengalaman tak terlupakan. Jangan lupa abadikan momen berharga di atas London Eye. Ketika di dalam bianglala besar itu, Anda bisa foto dengan latar Big Ben dan gedung lainnya dari ketinggian. Begitu juga dengan Sungai Thames yang mengalir di sebelah London Eye.

Thursday, July 9, 2015

Rahasia Tetap Nyaman Berwisata Saat Ramadhan


Bulan Ramadhan merupakan saat-saat yang dinanti umat Muslim di seluruh dunia. Umat Muslim akan berpuasa dari mulai subuh hingga maghrib selama satu bulan. Namun, walaupun berpuasa bukan berarti tidak menjalani aktivitas biasa yang dilakukan.
Salah satu kegiatan yang biasa dilakukan pada akhir pekan adalah berwisata. Berbagai obyek wisata dapat dikunjungi pada akhir pekan walaupun sedang berpuasa. Untuk menyiasati berwisata ketika di bulan Ramadhan agar tetap nyaman, ini lima rahasia yang patut Anda ketahui.
Pilih wisata sejarah
Ketika akan berwisata, berbagai obyek wisata dapat dikunjungi untuk melepas penat pada akhir pekan. Jenis-jenis wisata meliputi wisata alam, budaya, sejarah, dan kuliner. Untuk mencegah terpapar panas matahari dan juga kelelahan, sebaiknya wisatawan memilih jenis wisata yang santai seperti wisata sejarah.
Jenis wisata sejarah yang dapat dilakukan adalah mengunjungi museum. Berwisata di museum melindung wisatawan terpapar panas matahari. Selain itu, museum juga memiliki koleksi-koleksi yang dapat dilihat dengan letak yang tidak berjauhan.
Berwisata pada saat sore hari
Saat berpuasa, waktu yang terbaik untuk berwisata di luar ruangan adalah pada sore hari. Pada sore hari, matahari cenderung bersinar lebih hangat. Ketika berwisata pada sore hari, wisatawan dapat terhindar dari paparan sinar matahari yang panas menyengat.
Selain itu, berwisata pada sore hari juga sekaligus dapat mengisi waktu untuk menunggu berbuka puasa. Menjelang berbuka puasa, wisatawan dapat mendapatkan pemandangan matahari terbenam. Langit-langit awan akan berwarna jingga kemerahan dan ditutup dengan ritual buka puasa.
Rencanakan jadwal berwisata
Jika ingin liburan satu hari penuh atau menginap pada akhir pekan saat berpuasa, rencanakan jadwal berwisata terlebih dahulu. Tentukan waktu untuk memulai mengunjungi obyek wisata pada pagi hari dan juga tentukan kapan waktu untuk beristirahat maupun waktu beribadah. Kemudian tentukan dengan rinci waktu kunjungan perjalanan menuju destinasi wisata yang dituju.
Maksimalkan sahur
Liburan adalah salah satu cara mengisi waktu akhir pekan. Namun saat berpuasa, kondisi akan berbeda pada hari-hari selain bulan Ramadhan. Gizi yang dibutuhkan selama berwisata saat berpuasa dapat dipenuhi saat menu santap sahur. Jika ingin berwisata, utamakan menu makan dengan prinsip gizi seimbang.
Pilih menu makan dengan karbohidrat kompleks karena sifat yang membuat gula darah lebih stabil. Makanan dengan karbohidrat kompleks seperti nasi merah, ubi, spageti, atau bubur kacang hijau dengan gula aren. Selain itu, jangan lupa untuk mengkonsumsi makanan yang berserat seperti sayur atau buah. Untuk minuman, pilih yang mengandung elektrolit seperti air kelapa maupun oralit. Air putih juga jangan lupa untuk dikonsumsi.
Jaga kondisi tubuh
Berwisata adalah salah satu kegiatan yang dapat menguras tenaga. Khususnya jika melakukan jenis wisata petualangan atau minat khusus seperti mendaki gunung, arung jeram, bermain di taman hiburan. Untuk menjaga kondisi tubuh sebelum berlibur, lakukan olahraga yang tidak terlalu menguras tenaga.
Olahraga yang dapat dilakukan untuk menjaga kebugaran tubuh adalah lari dan bersepeda. Untuk menyiasati olahraga saat berpuasa adalah ketika sore hari dan juga mengurangi gerakan-gerakan olahraga menjadi lebih ringan. Misalnya, saat bersepeda kurangi gerakan mengayuh atau memperlambat langkah saat berlari.


Ismaili Centre Lisbon, Paduan Keindahan Arsitektur Tiga Budaya



Lebih dari tiga dekade terakhir perhatian dunia Barat terus tertuju pada dunia Islam. Salah satu penyebabnya adalah perkembangan pesat komunitas Muslim di berbagai negara Eropa, tidak terkecuali salah satu negara di bagian barat semenanjung Iberia, Portugal.

Untuk mendukung komunitas Islam di Portugal yang terus tumbuh sejak tahun 1970, sebuah bangunan menjadi tempat berkumpul komunitas muslim dari berbagai latar belakang budaya di ibukota Portugal Lisbon atau Lisboa.

Setelah berjalan lebih dari satu dekade, pada 1986 berkat bantuan beberapa negara Islam, pusat berkumpul komunitas muslim tersebut akhirnya dikembangkan secara permanen.

Sebuah lokasi yang mudah diakses, Palma de Baxio menjadi pilihan dan terletak di dekat universitas terkemuka dan Rumah Sakit utama di kota Lisbon. Bangunan ini pun diberinama Ismaili Centre Lisbon, dan menjadi bagian dari jaringan pusat studi Islam Ismaili Centre yang telah berdiri di beberapa negara Eropa lain seperti di London, Toronto, dan Vancouver.

Lebih dari tiga dekade Ismaili Centre  Lisbon telah berkontribusi terhadap pembangunan sosial, budaya dan ekonomi bagi Portugal. Pengenalan Islam kembali dilakukan dari bangunan ini, termasuk kekayaan khazanah arsitektur peradaban Islam yang tercermin dari struktur bangunan baru Ismaili Centre Lisbon.


Pada Desember 1996, Presiden Portugal saat itu, Jorge Sampaio meletakkan batu pertama pengembangan bangunan ini menjadi bagian dari Yayasan Ismaili dihadapan pimpinan pusat Ismaili Centre, Mawlana Hazar Imam dan Wali Kota Lisbon saat itu Joao Soares.

Arsitektur bangunan ini dipercayakan kepada Raj Rewal dan India dan Frederico Valsassina dari Lisbon. Pada 11 Juli 1998, Ismaili Centre Lisbon resmi dibuka oleh Presiden Sampaio dan menjadi salah satu pusat aktivitas muslim terbesar di Portugal.


Hingga kini, Ismaili Centre telah berkontribusi penting dalam dialog permanen ide, gagasan antar budaya dan agama di Portugal, termasuk di dalamnya memberi sumbangan besar bagi perkembangan Islam di Lisbon dan kota-kota sekitar di Portugal. 

Untuk arsitektur Ismaili Centre Lisbon menggabungkan keragaman arsitektur Islam dengan gaya arsitektur kontemporer. Raj Rewal dan Frederico Valsassina memilih sejarah Islam yang kental dalam perkembangan semenanjung Iberia di abad pertengahan.


Gaya arsitektur memanfaatkan pendekatan desain tradisional dari taman persegi Istana Hambra, struktur bata granit hingga panel mashrabiya dengan konstruksi baja saat ini. Secara keseluruhan, gaya arsitektur Islam yang muncul dari struktur bangunan Ismaili Centre Lisbon ini mendapatkan pengaruh dari gaya Moor.

Gaya bangunan Moor masih tertanam kuat dalam budaya Portugal hingga abad pertengahan. Hal ini terlihat jelas dari struktur bangunan yang mengisi bagian kompleks yang terdiri dari struktur bata, taman geometris, susunan keramik hingga bentuk persegi dan langit-langit kubah.

Secara keseluruhan, luas lahan Ismaili Centre Lisbon seluas 1,8 hektare. Hanya 5.500 meter persegi yang digunakan sebagai bangunan sedangkan sisanya, 12.500 meter persegi sebagai taman dan ruang terbuka hijau.

Inspirasi Ismaili Centre Lisbon ditemukan dari gabungan Moor Alhambra, Mughal Fatehpur Sikri di Agra dan the Monastery of Jeronimos yang menjadi ikon kota Lisbon. Bagi Raj Rewal, Ismaili Centre Lisbon tidak sekedar bangunan berfungsi ibadah, struktur bangunan ini telah menjadi warisan arsitektur Islam baru di Lisbon.

Ruang publik pada bangunan ini didesain seperti Jamatkhana atau ruang pertemuan, fasilitas sosial dan masyarakat yang dikelompokkan terpisah di halaman lantai dasar.
Dari seluruh bangunan Ismaili Centre Lisabon terdapat 12 bagian ruang sesuai peruntukannya. Pertama adalah ruang depan yang dihias dengan 99 nama Asmaul Husna disepanjang dua dinding lorong.

Kemudian, bagian Char Bagh yang merupakan elemen taman dan kebun dalam Istana peradaban Islam, seperti Istana Al Hambra di Andalusia. Ruang Pameran galeri yang memajang berbagai seni dekorasi, arkeologi, kerajinan dari peradaban Islam.
Ruang khusus Aga Khan Development Network terdapat di lantai satu yang dioperasikan bagi fungsi sosial, seperti pendidikan dan  kesehatan.

Ruang shalat dan Jamatkhana menjadi tempat kajian Islam. Ruang ini dapat menampung lebih dari 2.000 jamaah, dengan ketinggian langit-langit lebih dari 10 meter. Pada bagian luar di atas ruangan ini terdapat 35 kubah yang tersusun sejajar yang dilapisi dengan batu granit.


Di sebelahnya terdapat ruang khusus bagi Dewan Muslim setempat dan ruang pertemuan yang juga diapit tujuh ruang kelas, perpustakaan dan ruang khusus kantor manajemen Ismaili Centre Lisbon. Terdapat pula bagian Amphitheater khusus digunakan bagi seminar yang mampu menampung 200 orang. 

Di luar ruangan terdapat enam halaman terbuka dan ruang taman dengan air mancur, air dan tanaman hias. Dan sebuah ruangan sosial pameran yang menjadi pusat kegiatan dari masyarakat.


Ismaili Centre Lisbon juga memiliki ruang mushala kecil khusus untuk menampung 250 jamaah bila tidak mampu menampung jamaah di ruang shalat utama, di halaman luar terdapat lokasi parkir dan garasi yang mampu menampung lebih dari 100 mobil pengunjung di kawasan ini.

Frederico Valsassina menilai, Ismaili Center Lisbon ini sengaja dirancang sebagai tempat pertemuan yang menggabungkan semua kehidupan sosial umat Islam. Tantangan terbesar bagi dia adalah mengintegrasikan seluruh kehidupan komunitas muslim, baik dari sisi ibadah keagamaan, sosial, budaya dan pendidikan dalam Ismaili Centre di Portugal.


Namun, ia cukup bangga dengan capaian tersebut, karena ini adalah karya arsitektur yang megah hasil asimilasi yang begitu menakjubkan dalam satu area yang luas.





Bayt Al-Suhaymi, Rumah Bangsawan Islam Abad Pertengahan



Kota Kairo, Mesir dikenal sebagai salah satu kota tua, kaya akan sejarah dunia dan menyimpan berbagai situs serta artefak dari berbagai peradaban dunia. Kota ini tercatat memiliki sejarah panjang kejayaan era Mesir kuno, Romawi hingga era para sahabat Nabi dan berbagai dinasti Islam.

Di abad pertengahan, kota ini mencapai kejayaannya, karena pengaruh besar dua dinasti Islam yang berperan penting di Mesir saat itu, di antaranya Dinasti Fatimiyah dan Utsmaniyah. 

Dua dinasti ini memiliki andil besar menjadikan Mesir dan Kairo sebagai pusat peradaban Islam penting di kawasan maghribi saat itu. Dinasti Fatimiyah di Mesir dikenal sebagai pendiri resmi ibukota baru, Kairo atau Al Qahira pada 8 Agustus 969.


Sedangkan Dinasti Utsmaniyah mengambil alih Mesir dari Kekhalifahan Bani Abbasiyah pada 1517. Peninggalan dua dinasti besar Islam tersebut kini dapat dilihat pada jejak pemukiman di setiap sudut kota tua di Kairo. 

Salah satu yang masih bisa dilihat adalah Bayt Al-Suhaymi, model rumah dari gaya arsitektur Islam abad pertengahan. Kekhasannya berasal dari percampuran gaya arsitektur era Dinasti Fatimiyah hingga Utsmaniyah.


Bayt Al-Suhaymi yang menjadi situs cagar budaya nasional Mesir memiliki gaya arsitektur khas pemukiman masyarakat Islam dari abad pertengahan. Bangunan ini kini dipelihara dan masih dipertahankan oleh pemerintah Kairo sebagai cagar budaya nasional. 

Bayt Al-Suhaymi merupakan rumah bangsawan era dinasti Islam abad pertengahan mirip paviliun saat ini, rumah ini dibangun pada 1648 oleh Abdul Wahab Al Tablawy. Bayt Al-Suhaymi kemudian dibeli oleh sosok terkemuka dan bangsawan saat itu, Sheikh Ahmed As Suhaymi pada 1796 sebagai tempat tinggal keluarganya hingga beberapa generasi selanjutnya. As Suhaymi kemudian memperluas rumah ini dengan menggabungkan beberapa bagian rumah lain dalam satu area. 


Dari As Suhaymi inilah nama rumah ini diabadikan sebagai bangunan cagar budaya. Komplek rumah ini berada di salah satu sudut Al Muizz Street (Shariʻa al-Muizz li-Deen Illah), kawasan jalan tertua di kota Kairo.


Bayt El Suhaymi adalah bangunan pertama di sisi kiri Darb El Asafar, lorong sempit di kawasan yang di bangun era Fatimiyah. Di kawasan ini, Bayt Al-Suhaymi berdiri bersama bangunan bersejarah lain, diantaranya Bab al Futuh, Masjid Al Hakim, Masjid Al Aqmar, Masjid al Azhar dan Komplek Qalawun. 

Bayt Al-Suhaymi memiliki posisi penting, karena di rumah inilah hampir semua model arsitektur Islam abad pertengahan berkumpul. Struktur utama bangunan terbuat dari bata dan marmer yang dibuat sebaik mungkin untuk beradaptasi pada lingkungan kering dan panas di Mesir.

Gaya khas seperti area taman hijau di tengah rumah, langit-langit yang tinggi dengan lobang angin terhubung, dan balkon dengan struktur penutup berkisi mashrabiya. Semua itu membuat sirkulasi udara berjalan baik serta berperan sebagai pendingin udara alami.

Bayt El Suhaymi dibangun di atas lahan seluas 2.100 meter persegi dan terdiri dari ruang kamar, koridor dan aula yang keseluruhannya berjumlah sebesar 115 ruang.

Memasuki area dalam Bayt Al-Suhaymi pengunjung akan menemui Sahn atau ruang persegi yang terbuka di tengah bagian rumah, berupa halaman luas dan taman layaknya gaya istana Alhambra. Pengungjung pun dapat melihat struktur mashrabiya bersusun apik di setiap jendela dan balkon atas rumah. 

Di antara bagian-bagian ruangan yang memisahkan bagi masyarakat umum (salamik) dan khusus keluarga dan perempuan (haramlik). Model bangunan ini meniru gaya Ottoman. Di area Salamik seperti halaman persegi, ruang tamu umum dan kamar bagi tamu.


Sedangkan area Haramlik mencakup aula keluarga, kamar anggota keluarga terutama perempuan, hammam atau kamar mandi dan dapur. Kamar bagi anggota keluarga perempuan seluruhnya menggunakan mashrabiya untuk menjaga pandangan langsung tamu atau orang luar. 

Ruang tamu umum berada di lantai satu dengan dekoratif kaca patri dan struktur mashrabiya. Di ruang ini tamu dijamu secara duduk lesehan dengan bantal duduk yang memberi kesan kehangatan pemilik rumah. Ke area lantai dua rumah dapat ditemukan banyak kamar dengan balkon yang juga ditutup dengan kisi mashrabiya. Sebagian besar balkon ini menghadap ke area taman di tengah rumah. 

Di lantai dua ini juga terdapat beberapa ruang aula keluarga yang berfungsi sebagai ruang makan dan pertemuan tanpa menggunakan kursi, hanya meja di tengah dan sofa bantal duduk lesehan. Ruang aula ini dipenuhi dekorasi ukiran kayu khas masyarakat Arab dan susunan keramik yang menghiasi dindingnya.


Bagian hammam atau kamar mandi merupakan area yang tidak kalah penting dari Bayt Al-Suhaymi. Area kamar mandi dibagi menjadi tiga bagian, khusus untuk air dingin, bagian pijat dan khusus untuk air panas serta ruang uap. 

Di area ini dekorasi kamar mandi potongan kaca patri berwarna yang menghiasi langit-langit masuknya cahaya matahari. Di bagian terakhir lantai dua terdapat area kamar tidur pemilik rumah yang penuh dekorasi kayu dan susunan keramik indah.


Struktur langit langit setiap ruang kamar dirancang dengan Persia, yang menjulang dengan dekorasi pahatan indah pada langit-langitnya, serta gantungan lentera dan menara lampu. Di lantai tiga terdapat ruang kamar lainnya yang juga sebagian besar memiliki balkon dengan kisi mashrabiya.

Bayt Al-Suhaymi sebelumnya mengalami kerusakan parah karena kurang terawat. Setelah hampir 350 tahun, struktur asli sangat membutuhkan perbaikan menyeluruh untuk mengembalikan tampilan awal bangunan ini.


Ketika itu beberapa area dan ruangan tidak bisa digunakan dan hancur hampir di sebagian besar bagian rumah. Rumah itu dalam kondisi buruk, namun karena upaya pemerintah Mesir, pada 1997 bekerjasama dengan Lembaga Donor untuk Pembangunan Negara Arab bangungan ini direnovasi dan direkonstruksi secara besar-besaran. 

Renovasi meliputi perbaikan plester semen, perbaikan eksterior dan kubah serta pemasangan kembali struktur kayu, interior dan mashrabiya. Perbaikan secara bsar-besaran ini memakan waktu kurang lebih dua tahun dan dilakukan bersama tiga rumah lainnya.


Sama seperti Bayt Al-Suhaymi, ketiga rumah lainnya dipertahankan sebagai bangunan cagar budaya, mengabadikan arsitektur Islam abad pertengahan. Ketiga rumah tersebut Bayt Moustafa Gafar didirikan pada 1713, Bayt El Kharazaty didirikan pada 1881 dan Sabil Kutab Kitas dirikan pada 1630.


Sammezzano, Kastil Italia Berarsitektur Islam



Beberapa wilayah di Italia telah sejak lama berinteraksi dengan peradaban Islam di Mediterania. Hal ini terlihat jelas dengan beberapa gaya arsitektur bangunan yang mengadopsi khas Moor dan Mughal di beberapa provinsi di Italia.

Salah satu bangunan bersejarah yang mengambil gaya khas Moor tersebut berada di daerah Toskana atau Tuscany, kawasan Italia Tengah. Kastil Sammezzano, sebuah kastil kuno peninggalan abad pertengahan masih berdiri kokoh di tengah hijaunya kawasan hutan Oak 40 kilometer dari selatan kota Florence.

Kastil Sammezzano dibangun di lokasi puncak perbukitan yang dikelilingi hutan pohon Oak terbesar di Tuscany, seluas 450 hektar. Sebagian wilayahnya di kemudian hari menjadi bagian daerah pedesaan Reggello di kota Florence. Perjalanan Kastil Sammezzano ini cukup panjang, mulai didirikan sejak tahun 780 masehi setelah runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat.


Pada saat itu, bentuk kastil belum seperti saat ini dengan sentuhan gaya Moor-Mughal, baru pada abad ke 19 oleh Ferdinand Panciatichi yang mewarisi kastil ini merombak habis bentuk bangunan kastil hingga kental dengan gaya arsitektur Moor-Mughal seperti saat ini.

Berkat sentuhan Ferdinand, kawasan sekitar kastil dijadikan taman indah berair mancur dan rerimbunan hutan Oak. Taman kastil ini kini menjadi salah satu konservasi pelestarian pohon tua dan langka, dengan 57 spesimen yang berukuran besar berdiameter 35 meter, seperti Sequoias raksasa di Italia. Ferdinand membutuhkan waktu yang cukup panjang hingga 36 tahun untuk merombak habis kastil ini, mulai dari 1853 hingga 1889. 


Ferdinand terinspirasi akan gaya arsitektur Moor-Mughal setelah membaca buku buku perjalanan ke Timur Tengah dan Asia Selatan yang saat itu banyak beredar di Eropa. Ferdinand memberikan desain arsitektur Moor yang sangat detail pada Kastil Sammezzano.

Dengan dekorasi rumit, perpaduan warna yang apik dan eksterior yang mengingatkan pada bentuk Taj Mahal dan Istana Al Hambra di Granada. Bagian tengah kastil terdapat jam besar, dan terdapat dua kubah kecil khas mughal. 

Secara keseluruhan struktur dinding eksterior terbuat dari batu bata merah, di beberapa area tersusun dari granit marmer, keramik kaca, potongan keramikdan plester logam.

Pintu masuk ke ruang utama berada di lantai dua dengan pagar pada tangga dan serambinya, di ruang utama ini terdapat bagian galeri dengan kolom berhias gambar Papirus menjulang ke langit-langit yang berwarna warni. Kastil ini memiliki 365 kamar, setiap kamar memiliki dekorasi yang berbeda dari yang lain. 

Pada bagian lantai menggunakan ubin bermotif geometris gaya khas Moor dan Rennaisance Venesia. Bentuk khas geometri terlihat pada setiap sudut kastil ini, termasuk di beberapa ruang utama kastil ini, seperti di ruang Merak.


Di ruang Merak ini terdapat lengkungan yang diplester dengan polikrom berwarna warni cerah layaknya ekor burung merak. Di bagian dinding ruang Merak disusun potongan ubin keramik transparan yang beralaskan marmer, sedangkan bagian kolom dicat dengan plester. 

Di bagian lantai dipasang keramik berpola khas era Renaissance Italia. Ruang utama lain adalah White Hall, ruangan ini didominasi nuansa putih yang bermahkotakan kubah berjendela kaca.

Ruangan ini dikelilingi oleh balkon dengan mosaik ubin khas Maroko, dinding penuh dengan plester putih, langit-langit berplester polikrom, jendela berkaca patri, lampu hias indah menggantung di langit-langitnya dan lantai granit. Ruang Great White ini terdapat galeri antara aula cermin dan kamar bersegi delapan. 

Selanjutnya terdapat ruang Bunga Lili yang kental dengan gaya Mughal dihiasi dengan dinding berplester keramik warna warni, jendela kaca patri, ruangan ini dinamai lili karena kolomnya yang tinggi.

Di ruang Aula Spanyol tampilan yang luar biasa dari ruangan ini adalah piringan keramik yang ditanam di atas langit-langit ruangan dan dinding penuh mosaik keramik. Salah satu yang tidak kalah uni dari bagian kecil kastil ini terpasangnya beberapa mosaik keramik yang bertuliskan Allah.


Mengenal Kazan, Kota Santri di Rusia



Kota ini tidak terlalu jauh dari Moskwa. Kazan adalah ibu kota negara bagian Rusia yang dikenal dengan Tatarstan. Kota santri ini memiliki lanskap yang unik dan menarik. Ia berada di atas bukit dengan pemandangan danau di bawahnya. 

Persis di pinggir danau, terdapat beberapa monumen besar, seperti Masjid Agung Kul Syarif, sebuah gereja kuno, kremlin (benteng kota), dan makam syuhada. Masjid Kul Syarif termasuk yang terbesar di Eropa dengan arsitektur khas berupa menara-menara tinggi, yang barangkali terpengaruh oleh Masjid Biru di Istanbul Turki. 

Diceritakan dari kisah seorang diplomat Indonesia di Moskwa, M Aji Surya, dalam Geliat Islam di Rusia, masyarakat Kazan mirip dengan Indonesia. Kumandang azan, deretan masjid, dan para perempuan berjilbab menjadi pemandangan biasa di kawasan ini. 

Penghuni kota ini separuhnya Muslim. Mereka mengaku pertama kali mengenal Islam dari seorang utusan Islam asal Baghdad pada abad ke-7 Masehi, manakala Kazan masih menjadi bagian dari wilayah Bulgaria. Sejak itu, Islam berkembang cepat di wilayah ini. 

Sama seperti agama-agama lain, Islam sempat mengalami hambatan serius pada masa komunisme Soviet. Hampir semua masjid dialih fungsi menjadi gudang atau gardu jaga. Segala sesuatu yang menyiratkan simbol keagamaan diharamkan. 

Setelah komunisme Soviet tumbang, komunitas Muslim di wilayah ini seolah bangkit dari tidur panjang. Mereka kembali membangun tempat ibadah dan institusi keagamaan dengan cepat. Kini, tak kurang dari 1.200 masjid telah kembali berdiri dan mendorong kemajuan masyarakat di berbagai bidang. 

A Aji Surya juga menuturkan, di kota ini ada pula universitas Islam yang diberi nama Universitas Islam Rusia. Perguruan tinggi ini mirip sekali dengan UIN di Indonesia. Rektor Universitas Islam Rusia, Muhamedsin, terkagum-kagum ketika suatu kali dia ajak ke Indonesia. Ia sempat mengunjungi UIN Malang, Jakarta, dan Yogyakarta.

Menurut penuturan banyak orang, pendidikan Islam di Tatarstan tetap berlangsung meskipun pada masa komunis. Mereka melakukan dakwah minimal kepada anggota keluarga. Itulah sebabnya, Islam tidak surut meski dilarang satu generasi.